header image

Hati Seluas Telaga

Posted by: | November 13, 2012 Comments Off on Hati Seluas Telaga |

Kehidupan memang penuh rasa. Adakalanya manis, ketika kita temui kenyataan sesuai dengan harapan. Kadang juga terasa pahit, saat kenyataan berlawanan dengan harapan. Atau bisa terasa kecut, bila harapan tak terbalas. Tapi, ada satu lagi rasa kehidupan, yaitu asin. Asin..ketika kehidupan di posisikan sebagai tempat kecil untuk menampung masalah.

Pada suatu saat, seorang anak muda yang sedang dirundung banyak masalah melangkah gontai dengan raut mukanya yang ruwet. Dia mendatangi seorang bijak dan langsung menceritakan semua masalahnya. Orang bijak itu hanya mendengarkan dengan seksama. Kemudian orang bijak mengambil segenggam garam dan meminta anak muda itu untuk memasukkannya ke dalam segelas air. Ditaburkannya garam itu kedalam gelas, lalu diaduknya perlahan. “Coba minum ini dan katakana bagaimana rasanya”, ujar orang bijak itu.

Asiin.., asin sekali rasanya…”, jawab anak muda itu sambil meludah kesamping.
Orang bijak tersenyum. Lalu ia mengajak anak muda itu berjalan ke tepi telaga di belakang rumahnya. Orang bijak itu kembali meminta anak muda menaburkan segenggam garam ke dalam telaga. Dengan sepotong kayu dibuatnya gelombang-gelombang dari adukan-adukan itu yang menciptakan riak-riak air. “Coba ambil air telaga ini dan minumlah”, perintah orang bijak. Saat anak muda itu selesai meneguk air itu, orang bijak kembali bertanya, “Bagaimana rasanya air telaga ini anak muda?
Segar sekali”, sahut anak muda. “Apakah kamu merasakan rasa asin di dalam air itu?”, Tanya orang bijak lagi. “Tidak, air telaga ini tidak terasa asin, tetap segar”, jawab si anak muda.

Dengan tersenyum orang bijak ini menepuk punggung anak muda. Ia lalu mengajaknya duduk berhadapan disamping telaga itu.
Anak muda, dengarlah. Asinnya kehidupan itu adalah layaknya segenggam garam, tidak lebih dan tidak kurang. Jumlah dan rasa asin itu adalah sama. Dan memang akan tetap selalu sama.Tapi, rasa asin yang kita rasakan akan sangat tergantung dari wadah yang kita miliki. Rasa asin itu akan didasarkan dari perasaan tempat kita meletakkan segalanya. Itu semua akan tergantung pada hati kita. Jadi saat kamu merasakan rasa asin dan kegagalan dalam hidup, hanya ada satu hal yang bisa kamu lakukan. Lapangkanlah dadamu menerima semuanya. Luaskanlah hatimu untuk menampung setiap kegagalan itu

“Hatimu adalah wadah itu tempat kamu menampung segalanya. Jadi, jangan jadikan hatimu itu seperti gelas. Buatlah laksana telaga yang mampu meredam setiap kegagalan dan merubahnya menjadi kesegaran dan kebahagiaan.”

Sumber:
emotivasi.com

under: Inspirasi Hidup, Renungan

Categories