“Dibalik seorang pria yang sukses, pasti ada istri yang luar biasa..”,
“Dibalik seorang wanita yang sukses, ada suami yang stress..”
Inilah potret keluarga jaman sekarang ketika uang bertahta di atas segala-galanya. Ketika atas nama emansipasi wanita berusaha mencapai kesuksesan melebihi pria, berkarir setinggi-tingginya, mencari harta sebanyak-banyaknya. Sampai lupa bahwa bagaimanapun kodrat seorang istri adalah sebagai pendamping suami menjalankan ‘kapal’, penolong ketika kapal akan kolaps, dan bukan perongrong apalagi penodong.
Ketika seorang suami yang tadinya “Bukan apa-apa“ akhirnya bisa menjadi “Apa-apa“ berkat istrinya, bukankah itu sesuatu yang luar biasa karena sang istri telah berhasil dalam tugasnya sebagai penolong. Tapi setelah itu? Kapten ya tetaplah kapten. Imam tetap imam. Dan penolong tetap penolong. Masing-masing harus berjalan sesuai fungsinya. Tak perlu ada yang merasa lebih hebat atau lebih berjasa.
Dalam sebuah bahtera rumah tangga suami tetap adalah seorang kapten kapal, pemimpin. Posisi yang tidak boleh dikudeta oleh istri. Bisakah dibayangkan sebuah kapal yang dipimpin oleh dua orang kapten dan masing-masing tidak mau mengalah? Satu bilang ke kanan, satu bilang ke kiri. Satu bilang maju, satu bilang mundur. Yang ada kapal itu malah tenggelam.
Sumber:
http://drackpack.multiply.com/