header image

Manisnya Madu Mendidik Anak

Posted by: | September 9, 2011 Comments Off on Manisnya Madu Mendidik Anak |

Pagi ini, aku melintas depan RS Sardjito, tujuan ke diploma sipil di bilangan Sekip, selatan RS Sardjito untuk kirim dokumen akademik. Wuuahh… macet bukan main di depan Sardjito ini..kaya di Jakarta saja, habis mobil banyak yg parkir di kanan-kiri jalan…

Sampai di pertigaan RS Gigi UGM, dibawah rerindangan pohon, kulihat seorang laki-laki paruh baya diatas motor roda tiga modifikasi sendiri. Disebelahnya, seorang gadis kecil berjilbab, usia 8 tahunan duduk bersandar disamping Bapaknya sambil baca-baca majalah.
Rupanya bapak ini penjual madu, dikanan kiri motornya ada botol-botol madu yang sudah berlebel bertuliskan madu asli.Aku dekati Bapak dan anak itu, terasa heran, jam segini harusnya anak seusia dia tengah asyik belajar di sekolah, tapi dia berada dengan bapaknya menemani berjualan.

Assalamu’alaikum Pak, madu aslih nih?” Tanyaku. “ Waalaikumsalam, yha mas..ternak sendiri koq lebah madunya”.“Koq putrinya ga sekolah Pak? “Bapak ga punya uang buat sekolah Ohm..,” begitu jawab ringkas si cantik berjilbab ini sambil buka-buka halaman majalahnya.
Duuhh…beruntungnya aku, anak-anakku dan keluargaku” kataku dalam hati.
Sambil melihat-lihat madu yg akan kubeli, kudengar pertanyaan-pertanyaan si gadis kecil pada bapaknya:
Bapak, apakah kita bisa hidup tidak berdosa selama hidup kita…?

Bapaknya memandangi anak kecil itu dan berkata :
Tidak, nak…

Putri kecil ini kemudian memandang bapaknya dan bertanya lagi…
Apakah kita bisa hidup tanpa berdosa dalam setahun…Pak?”

Bapaknya kembali menggelengkan kepalanya, sambil tersenyum kepada putrinya.

Oh yha, bagaimana kalau 1 bulan, apakah kita bisa hidup tanpa melakukan kesalahan…?”
Bapak itu tersenyum… ” Mungkin tidak bisa juga, nak…”

Baik Bapak, ini yang terakhir kali…, dijawab yha…
Apakah kita bisa hidup tidak berdosa dalam 1 jam saja…?

Akhirnya Bapak itu mengangguk. “Kemungkinan besar, bisa nak…”
“Latihlah hidup 1 Jam : Tanpa kemarahan, Tanpa hati yang jahat, Tanpa pikiran negatif, Tanpa menjelekkan orang, Tanpa keserakahan, Tanpa pemborosan, Tanpa kesombongan, Tanpa kebohongan, Tanpa kepalsuan…
Lalu ulangi lagi untuk 1 jam berikutnya.. .
dan hiduplah 1 jam kemudian : dengan kasih sayang kepada sesama, dengan damai, dengan kesabaran, dengan kelemah lembutan, dengan kemurahan hati,dengan kerendahan hati, dengan ketulusan..


Anak ini tersenyum lebar…
Jika demikian Pak, aku akan hidup benar dari jam ke jam, …lebih mudah menjalaninya, dan aku akan menjaganya dari jam ke jam, sehingga aku dapat hidup dengan benar…

Duuuh…anak sekecil itu sudah bisa berfikir dan berlogika dengan begitu runtutnya. Darimana dia dapatkan pertanyaan-pertanyaan itu? Siapa yang amengajari hal itu? Dan…si Bapak ini, bagaimana ia bisa menjadi ayah yang begitu bijak ditengah kekurangannya. Bagaimana ia bisa menjadi teladan bagi anak dan keluarganya? Apakah mungkin, bapak yang sederhana ini pernah mengenyam pendidikan di bangku kuliah? Apakah pernah Bapak penjual madu ini mendapatkan Pendidikan Karakter?
Subhanallah… madu memang manis..tapi pasti lebih manis melihat dan menikmati hasil didikan kita kepada anak dan keluarga kita…

Sumber:
http://asia.groups.yahoo.com/group/mpnr-b-uny-2011/

under: Inspirasi Hidup, Renungan

Categories